Tips Melakukan Pumping ASI, Menyimpan dan Memanaskannya dengan Benar

Pumping ASI dan menyimpannya dengan baik dan benar.
Kegiatan pumping ASI guna menyimpan stok ASI bagi bayi haruslah dilakukan dengan benar agar kualitasnya terjaga dan saat akan diminumkan ke bayi lakukanlah dengan cara yang benar pula sehingga anda harus mengetahui cara memanaskan ASI dengan benar.

Banyak alasan yang bisa membuat para ibu memutuskan untuk melakukan pumping ASI dan menyimpannya sebagai stok ASI bagi bayi. Beberapa alasan yang digunakan adalah karena jumlah ASI yang diproduksi tubuh jumlahnya sangat banyak dan berlebih, habisnya masa cuti kerja dan bersiap untuk kembali bekerja, ketakutan merasa sakit (flu atau batuk) yang bisa menular ke bayi dan beberapa alasan lainnya.

Jumlah ASI yang diproduksi oleh ibu akan semakin banyak jika sering digunakan untuk menyusui bayi dengan catatan bahwa setiap kali menyusui bayi ibu harus merasakan bahwa ASI di payudara sudah kosong dalam artian susu yang ada dipayudara harus habis dikeluarkan sehingga produksi ASI akan semakin meningkat. Jika ASI yang ada di payudara tidak digunakan maka tubuh ibu akan meresponnya dengan mengurangi jumlah produksi ASI.

Saat anda (ibu) merasa bahwa susu yang tersedia di tubuh telah banyak dan bahkan keluar dengan sendirinya sedangkan bayi anda sedang tertidur atau baru saja meminum ASI maka sebaiknya anda mengeluarkan ASI itu menggunakan breast pump (alat pompa ASI) dan melakukan pumping ASI hingga anda merasa susu yang ada di tubuh sudah habis. Dan gunakanlah kesempatan pumping ASI ini untuk menyediakan stok ASI bagi bayi anda.

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai tips melakukan pumping asi dengan benar agar kualitas ASI tetap terjaga, juga di bahas mengenai tatacara menyimpan ASI agar dapat bertahan lama serta tips paling tepat untuk memanaskan ASI yang telah beku agar kandungan lemak dan protein dalam ASI tidak hilang.

lemari freezer 1 pintu khusus menyimpan ASI ibunya Azzahra

Tips Melakukan Pumping ASI 

1. Anda WAJIB mensterilkan tangan anda sebelum melakukan pumping ASI.

2. Mood (perasaan) anda dapat mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI sehingga ada baiknya anda mencari tempat yang membuat anda nyaman saat memompa ASI.

3. Minumlah segelas air hangat untuk membantu mencairkan ASI di payudara yang mungkin agak bergumpal.

4. Seorang ibu pasti akan merasa sangat bahagia jika melihat bayi kecilnya ada dihadapannya, oleh karena itu anda bisa menyiapkan foto bayi anda saat melakukan pumping ASI. Perasaan bahagia saat ibu menyusui bayi atau memompa ASI dapat membantu timbulkan proses Let Down Reflex (LDR / Reflek pengeluaran ASI).

5. Pastikan alat pumping (breast pump) yang anda gunakan dalam kondisi bersih dan steril.

Tips Menyimpan ASI di Botol/Plastik Khusus ASI agar Tahan Lama

1. Saat anda selesai melakukan pumping, pastikan anda menuliskan tanggal dan jam anda melakukannya pada botol atau plastik khusus ASI yang digunakan.

2. Gunakanlah botol atau plastik khusus untuk ASI. Anda bisa membelinya di toko perlengkapan bayi atau supermarket dan apotek.

3. ASI yang baru saja di pumping dan masih dalam kondisi hangat agar tidak langsung dimasukkan ke kulkas (lemari pendingin/pembeku). Sebaiknya menunggu hingga agak dingin dan kemudian baru dimasukkan ke kulkas.

4. Jika ASI yang dipumping jumlahnya belum memadai (baru sedikit atau setengah dari botol yang digunakan) maka bisa ditambahkan dengan hasil pumping ASI baru dengan syarat: saat menyatukannya harus dalam kondisi suhu yang sama dan tidak melibihi 1 hari.

5. ASI yang baru dikeluarkan (di pumping) dan dimasukkan ke dalam botol tertutup atau plastik khusus ASI dan disimpan di kulkas (bagian pembeku pada kulkas dua pintu) dapat bertahan selama 3-5 hari.

6. Jika ASI yang baru di pumping dimasukkan ke dalam botol atau plastik khusus ASI dan disimpan di lemari Freezer khusus maka akan bisa bertahan selama 2 minggu bahkan bisa bertahan selama 3 bulan jika disimpan di lemari pembeku freezer satu pintu.

Tips Mencairkan ASI yang beku dan Memanaskannya 

1. ASI yang disimpan dengan baik dan bertahan lama tentunya akan dalam kondisi beku, untuk dapat dikonsumsi tentunya ASI harus terlebih dahulu dicairkan dan dipanaskan agar dapat dikonsumsi bayi.

2. Proses pencairan ASI dari beku ke cair tidak boleh dilakukan secara instan dalam artian proses cairnya ASI harus berlangsung secara bertahap dan sebaiknya dilakukan di kulkas. Caranya adalah dengan mengeluarkan botol atau plastik berisi ASI beku dari bagian freezer dan disimpan di lemari pendingin bagian bawahnya (bagian kulkas untuk proses pendinginan). Sehingga disarankan anda memisahkan ASI yang hendak dicairkan ke bagian kulkas yang bukan pembeku. Namun, jika anda hanya memiliki lemari freezer khusus satu pintu maka cara yang benar adalah dengan menyimpannya di luar kulkas hingga sedikit mencair dan selanjutnya menyirami botol yang berisi ASI menggunakan air kran. Proses menyiram botol yang berisi ASI beku dengan air kran dapat membantu mencairkan ASI di dalam botol secara bertahap.

3. Setelah ASI di dalam botol mencair, barulah lakukan langkah untuk memanaskannya. Anda dapat memanaskan ASI dengan cara menempatkan botol atau plastik khusus ASI di wadah berisi air panas atau ke dalam penghangan khusus ASI.

4. Saat anda menyimpan botol berisi ASI ke dalam wadah berisi air panas, usahakan untuk selalu memantau suhu asi hingga cukup untuk dapat dikonsumsi bayi.

5. Hindari melakukan pencairan dan pemanasan ASI dengan mendidihkannya berbarengan dengan merebus air panas.

6. Disarankan anda tidak menggunakan microwave untuk memanaskan ASI karena bisa mempengaruhi kualitas lemak dan protein yang ada di dalam ASI.

7. Tidak memanaskan ASI hingga mendidih dan sebaiknya pemanasan yang dilakukan untuk ASI tidak melebihi suhu 40 derajat celcius.

Itulah beberapa tips yang bisa membantu anda memiliki pengetahuan mengenai cara yang benar untuk melakukan pumping ASI, menyimpannya hingga memanaskan ASI agar bisa dikonsumsi bayi dengan kualitas ASI yang terjaga.  
Share:

Berat Badan Bayi Menurun Setelah Lahir - Tahap Normal Sampai Tahap Dehidrasi

Sebagai orang tua baru tentunya akan merasa sangat khawatir akan setiap detail kondisi kesehatan bayi mereka, salah satu hal yang biasanya membuat mereka khawatir adalah mengenai turunnya berat badan bayi mereka.

Sebagian besar bayi yang baru lahir akan mengalami kehilangan berat badan terutama pada hari-hari pertamanya, jika dijabarkan tentu akan sangat panjang yang jelas jika berat badan bayi turun kurang dari 10 persen dari berat badan lahir pada minggu pertama setelah dilahirkan maka bisa dianggap normal. Namun jika bayi anda mengalami penurunan berat badan signifikan pada minggu pertama mereka dilahirkan maka semestinya anda mulai khawatir.

Beberapa masalah yang dapat membuat berat badan bayi menurun drastis diantaranya karena ada masalah saat menyusui bayi dengan asi hingga ada penyakit fisik pada bayi anda.

Berat badan bayi turun dikatakan Normal

Setiap kali anda diperiksa oleh dokter menggunakan USG, pasti dokter anda akan melihat jumlah air ketuban, air inilah yang menyelimuti bayi anda di dalam rahim. Air ketuban berfungsi untuk menjaga agar bayi terlindungi dan juga membuatnya tetap lembab. Setelah bayi dilahirkan, bayi tidak lagi mendapatkan cairan ini, cairan ditubuhnyapun akan semakin berkurang sehingga berat badannya berangsur-angsur akan menurun.

cek berat badan bayi naik, turun normal atau turun drastis


Selain itu penyebab lainnya berat badan bayi baru lahir menurun dikarenakan belum adanya makanan yang masuk ketubuhnya. Hal ini karena kebanyakan bayi baru lahir membutuhkan waktu beberapa hari biasanya 2 sampai 3 hari untuk bisa mengkonsumsi susu Asi ataupun susu formula.

Mungkin anda pernah merasa bahwa asi anda tidak keluar ketika bayi anda menyusu, tepatnya setelah beberapa menit anda melahirkan bayi anda. Hal ini normal terjadi terutama bagi ibu baru, jika asi anda tidak keluar janganlah anda menyerah karena kejadian asi belum keluar pada ibu baru tidak hanya terjadi pada anda. Sayapun pernah merasakannya! Anda harus tetap tenang dan yakin bahwa asi anda akan keluar.

Sedikit cerita, empat bulan lalu ketika saya melahirkan bayi cantik yang kemudian diberi nama Azzahra, asi saya tidak keluar sekitar 2 hari. Namun dokter ketika itu berkata bahwa saya jangan khawatir dan menyuruh saya untuk tetap yakin bahwa asi akan keluar. Saat itu dokter memberikan suplemen agar asi saya keluar dan juga menyuruh bidan untuk mengajarkan saya latihan payudara. Dan alhamdulillah keluar juga asinya. Bayi saya lahir dengan berat badan 3,3 kg dan sempat turun menjadi 3 kg pada hari ke 2. Saat itu juga saya khawatir karena berat badan bayi saya menurun, namun dokter berkata bahwa jika berat badan bayi turun di bawah 10% dari berat badan lahir maka hal itu normal dan akan berangsur-angsur naik lagi. Dan benar saja pada minggu pertama (umur bayi 7 hari) berat badannya kembali ke 3,3 kg. Saya sarankan juga anda mengkonsumsi makanan pelancar dan penambah asi agar asi anda banyak dari segi kuantitas dan bergizi (berkualitas).

Intinya, jika berat badan bayi anda menurun dan turunnya itu tidak melebihi 10% dari berat saat lahir maka itu adalah NORMAL.

Berat Badan Bayi Turun Berlebihan

Jika berat badan bayi anda menurun lebih dari 10% atau katakanlah 20%. Maka anda harus mulai mengkhawatirkannya. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya dan salah satunya adalah karena tidak ada asupan makanan masuk ketubuh bayi. 

Ibu mungkin ingin memberikan makanan terbaik (ASI) bagi bayinya. Karena banyak sekali manfaat pemberian asi bayi bayi ketimbang memberinya susu formula. Namun, anda janganlah terlalu fanatik akan hal ini, terutama jika dalam waktu 7 hari setelah bayi anda dilahirkan berat badannya semakin menyusut. Karena bisa jadi bayi anda tidak mendapatkan asi dari anda. Jika hal ini terjadi maka pertimbangkanlah untuk memberinya susu formula demi kesehatan dan keberlangsungan hidup bayi anda.

Faktor lainnya yang bisa menyebabkan berat badan bayi anda turun setelah dilahirkan adalah karena adanya infeksi pada sistem pencernaan bayi, dan penyakit metabolik lainnya. Walaupun hal ini sangat jarang terjadi.

Berat Badan Bayi Turun dan Mengalami Dehidrasi

Bayi kehilangan berat badan secara drastis dan berlebihan setelah dilahirkan merupakan akibat dari kurangnya asupan makanan (susu/ASI) yang tidak memadai, jika hal ini berlangsung lama katakanlah 7 hari setelah dilahirkan maka hal ini dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi anda. Dehidrasi ektrim pada bayi dapat menimbulkan resiko serius bahkan hingga kehilangan nyawa.

Ciri bayi anda mengalami dehidrasi adalah meningkatnya bilirubin di dalam tubuhnya yang seharusnya dapat dibuang keluar tubuh saat mereka buang air. Ciri bayi memiliki bilirubin di tubuh dalam jumlah tinggi adalah tubuh dan matanya menguning serta bayi terlihat sangat sering tertidur dan lesu. Orang tua dulu menyebutnya sebagai penyakit kuning pada bayi.

Penyakit kuning pada bayi yang diakibatkan oleh dehidrasi dapat meningkatkan jumlah natrium dalam jumlah tinggi di dalam darah. Tingginya natrium di dalam darah akan mengakibatkan denyut jantung melambat dan mencapai periode apnea, jika tidak segera mendapatkan tindakan pertolongan maka bisa jadi bayi anda akan kesulitan bernapas bahkan dalam hal yang lebih ekstrim bisa menyebabkan napas bayi terhenti.

Hal-hal yang bisa membantu bayi anda terhindar dari penyakit kuning akibat dehidrasi ini adalah dengan memberinya asupan asi / susu sebanyak mungkin sehingga bayi anda sering buang air, dan hal yang membantu lainnya dalah menjemurnya di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 hingga jam 8 pagi. Bilirubin dapat dikeluarkan melalui buang air kecil/besar dan juga keringat.

Kapan Saatnya Anda Harus Membawa Bayi Ke Dokter Karena Masalah Turun Berat Badan?

Ketahuilah kondisi berat badan bayi anda yang baru saja lahir dengan baik. Jika berat badan turun 10% maka itu adalah normal dan jika berlebih maka bisa anda tanyakan ke pelayanan kesehatan terdekat atau bidan dan dokter bayi anda. Terutama jika bayi anda terlihat lesu dan sering mengantuk dan tidur, sulit menyusu, mata menguning atau badan menguning serta ada bercak biru di pelipis dan di atas mulut. Semoga bayi kita selalu sehat selalu, Aamiin.
Share:

Bayi Seperti Sulit Bernapas dan Berbunyi Berisik

Bayi anda terlihat seperti kesulitan bernapas yakni terkadang terlihat napasnya pendek dan cepat, terkadang bernapas dengan jeda yang cukup panjang dan lama. Semua itu bisa saja terjadi pada bayi terutama bayi yang baru lahir dan hal ini bisa membuat anda sebagai orang tuanya merasa khawatir. Sehingga dalam artikel kali ini blog Azzahra akan membahas mengenai bayi dan pernapasan mereka.

Jika anda adalah orang tua baru tentu anda akan merasa khawatir ketika melihat bayi anda yang baru beberapa hari lahir seperti sulit bernapas dan terkadang berbunyi nyaring sambil sedikit tersendak ketika mereka tidur. Wajar saja karena anda sangat memperhatikan bayi anda dan ingin anak anda ini selalu sehat dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Harus anda ketahui bahwa bayi yang baru lahir memiliki ritme bernapas lebih cepat dari orang dewasa. Ini karena kerja paru-paru bayi masih belum sempurna dan tidak memiliki kemampuan serta kapasitas yang cukup untuk menahan banyak oksigen sehingga bayi dengan alamiah perlu bernapas lebih sering dan cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang masuk ke paru-paru dan tubuh mereka.

Jika dibandingkan dengan orang dewasa yang membutuhkan 18 hingga 20 napas setiap satu menit, maka bayi yang baru lahir atau usia dibawah enam bulan biasanya bernafas sekitar 40 hingga 60 kali per menit. Sehingga jika bayi anda bernapas lebih cepat dari napas yang anda lakukan, janganlah kaget karena memang itulah fakta yang terjadi dan hal ini bukan berarti bayi anda sulit bernafas.

Ritme bernapas bayi itu tidak konsisten. Bayi yang baru lahir akan mengambil napas lebih sering, pendek dan terlihat seperti terengah-engah tetapi terkadang juga mengambil napas panjang dan lambat dengan mengeluarkan udara dengan cepat dan kemudian seakan mereka berhenti bernapas selama beberapa detik. Kejadian pola / ritme bernapas ini dikenal sebagai 'pernapasan berkala'. Dan kejadian ini terjadi pada sebagian besar bayi di dunia dan hal ini normal terjadi pada bayi sehat. Janganlah anda khawatir karena seiring waktu, kerja paru-paru bayi anda akan menjadi lebih sempurna dan lebih matang untuk bisa bernapas dengan ritme yang stabil.

Bagaimana dengan napas bayi yang berbunyi dan berisik? Napas berisik ini disebabkan oleh adanya air liur yang menggenang di belakang tenggorokan bayi yang kemudian dilalui udara napas sehingga menghasilkan suara. Sehingga dalam kasus normal bunyi berisik napas bayi anda akan terjadi hanya saat bayi anda sedang tidur tidak saat bayi anda dalam pangkuan anda (didekap dalam posisi berdiri). Ingatlah bayi tidak seperti orang dewasa, mereka belum bisa membersihkan tenggorokan dan menelan air liur saat tertidur, mereka menelan dan bernapas karena tubuh mereka secara alami butuh dan melakukannya bukan karena mereka mengendalikan proses penelanan air atau pernapasan mereka dengan sadar.

bunyi berisik / ngorok ketika bernapas


Suara berisik saat bayi anda bernapas juga bisa diakibatkan adanya sumbatan (lendir yang menyumbat lubang hidung), jika sumbatan itu kecil biasanya tidak akan terlalu mengganggu pernapasan bayi anda. Namun jika sumbatan yang diakibatkan oleh lendir itu cukup banyak, bayi anda akan sedikit rewel dan menangis. Jika hal ini terjadi anda harus membantunya yaitu dengan cara membalurkan minyal telon atau sejenisnya yang aman bagi bayi di sekitar perut, punggung dan leher, juga bisa dengan cara menjemurnya saat pagi hari dalam posisi telungkup dan jika mendesak anda bisa membantunya dengan melakukan penyedotan pada hidung mereka.

Jika anda merasa khawatir dan ketakutan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, anda bisa tanyakan permasalahan pernapasan bayi anda ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan melakukan pengobatan. Namun berhati-hatilah jika dokter memberikan obat antibiotik bagi bayi anda, usahakan bayi anda tidak diperkenalkan obat-obat kimia saat masih kecil kecuali jika memang didiagnosa menderita penyakit serius pada bayi anda.

Bayi terlihat seperti sulit bernapas dan napas mereka berisik dikarenakan:

1. Saluran udara bayi masih kecil. Hal ini berarti bayi anda perlu menghidup dan menghembuskan napas lebih sering.

2. Bayi yang baru lahir memiliki lubang hidung yang masih sempit.

3. Hidung bayi anda tersumbat lendir.

4. Bayi bernapas (menghidup dan menghembuskan udara) hanya melalui hidung.

5.  Hidung yang tersumbat membuat napas berbunyi dan bisa lebih berisik.

6. Air liur berlebih di bagian belakang tenggorokan bayi anda.

Bayi saya sering menangis dan sangat rewel

Memang beberapa bayi akan menjadi mudah menangis dan menjadi sangat rewel ketika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman terutama dalam hal bernapas. Tanda mereka mengalami masalah pada pernapasan biasanya diikuti dengan seringnya bersin, tidur mendengkur (ngorok/berisik), sangat mudah mengalami cegukan dan bisa terbatuk walaupun saat mereka sedang tidur.

Kejadian bersin, batuk dan ngorok saat tidur memang suatu hal yang perlu anda khawatirkan, namun selama mereka terlihat ceria dan banyak minum asi / susu serta berat badan bayi anda tidak turun bahkan naik walau sedikit, Anda tidak perlu mengkhawatirkan kesehatan mereka karena tentunya mereka dalam keadaan baik-baik saja.

Namun jika bayi anda sangat mudah menangis dan sangat rewel disertai dengan sulitnya makan (minum susu), anda harus segera membawanya dan berkonsultasi dengan dokter anak.

Salah satu masalah yang bisa mengebabkan bayi berisik ketika bernapas disebut Laringomalasia yaitu suatu kondisi dimana jaringan pita suara tidak dalam kondisi sehat sewajarnya. Hal ini dapat diperhatikan saat bayi anda bernapas dalam kondisi terbangun dengan mengeluarkan suara yang cukup berisik. Bahkan sangat terdengan jelas saat mereka sedang menangis atau makan.

Permasalahan pada laring ini biasanya muncul saat bayi anda berusia beberapa hari sejak dilahirkan. Laringomalasia tidak membutuhkan perawatan khusus karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiiring semakin sempurnanya jaringan pita suara di tenggorokan bayi anda.

Kapan bayi akan bisa bernapas normal seperti orang dewasa pada umumnya?

Umumnya bayi akan bisa bernapas normal seperti orang dewasa saat menginjak umur 6 bulan. Mereka akan bisa belajar untuk menarik napas melalui hidung dan mengeluarkannya (menghembuskan napas) melalui mulut.

Saat umur bayi anda mendekati umur 6 bulan, biasanya rongga hidung mereka akan lebih besar dibanding saat mereka baru lahir dan mereka pun sudah mulai bisa bernapas panjang layaknya orang dewasa karena paru-paru mereka sudah mulai sempurna. Dan hal ini akan mengurangi bunyi suara berisik saat mereka bernapas.

Kapan saat yang tepat membawa bayi anda ke dokter karena masalah pernapasan?

Anda harus segera membawa bayi anda ke dokter jika terjadi hal-hal di bawah ini:

1. Jika bayi anda batuk atau tersengal-sengal ketika bernapas.

2. Jika suhu tubuh bayi anda tinggi.

3. Jika bayi anda terasa dingin saat dipegang atau jika ada tanda-tanda penyakit lainnya yang muncul.

4. Jika anda melihat area di atas atau di bawah tulang rusuk bayi seperti tersedok ketika bernapas.

5. Jika anda khawatir pada keadaan bayi anda. 

Orang tua yang baik tentunya adalah mereka yang selalu mengkhawatirkan kondisi dan keadaan bayinya jika terjadi masalah yang muncul. Sehingga anda bisa pergi kedokter untuk mencari tahu atau hanya sekedar bertanya mengenai kondisi bayi anda.

Kondisi darurat berhubungan dengan pernapasan pada bayi anda, dan membawa bayi segera ke rumah sakit

1. Jika bayi anda berhenti bernapas.

2. Jika bayi anda lemas atau sulit untuk dibangunkan.

3. Jika mukanya pucat, atau membiru. Bahkan jika anda melihat warna kebiruan muncul di pertengahan hidung dan mulut atau di pelipis mereka, segeralah membawanya kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Bernapas adalah faktor utama dalam melangsungkan kehidupan, tanpa bernapas manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Jadi perhatikalah hal ini baik-baik dan jaga bayi anda agar dapat bernapas dengan nyaman
Share:

Tanda Penyakit Serius Terjadi Pada Bayi dan Membutuhkan Pengobatan Segera

Sebagian besar penyakit yang terjadi pada bayi dan anak-anak akan dapat sembuh dengan sendirinya, hal ini karena kebanyakan penyakit yang terjadi adalah ringan walaupun tidak menutup kemungkinan bayi dan anak-anak memiliki penyakit yang serius dan berbahaya yang mengancam jiwa mereka. Jika anda mencurigai penyakit serius menyerang anak dan bayi anda segeralah ke rumah sakit guna mendapatkan bantuan medis lanjutan.

Kapan anda harus ke dokter untuk mengobati bayi anda?

Tempat terbaik yang harus anda kunjungi ketika anak anda sakit adalah rumah sakit guna bertemu dokter anak yang menangani anak anda sejak mereka lahir. Namun jika hal mendesak terjadi maka secepatnya membawa bayi anda ke bagian gawat darurat.

Tanda-tanda bayi anda menderita penyakit serius dan membutuhkan pengobatan medis segera meliputi:

1. Bayi anda tidak responsif.
2. Bayi anda mengalami kesulitan bernapas, bernapas dengan cepat, atau bernapas pendek dan terengah-engah.
3. Suhu badan di atas 38 derajat Celcius (pada bayi berumur kurang dari 3 bulan).
4. Terdapat ruam ungu atau merah yang ketika anda tekan tidak menghilang.
5. Bayi terlihat pucat atau membiru.
6. Bayi anda terlihat selalu mengantuk.
7. Bayi anda tidak mau minum asi atau yang lainnya dengan diikuti oleh tidak buang air kecil.
8. Sering muntah.
9. Sering menangis dan menjerit-jerit.
10. Bayi mengalami kejang.
11. Bayi mengalami alergi berat (anafilaksis).

Jika anda mendapati salah satu tanda di atas, segeralah bawa bayi anda ke dokter.

ilustrasi bayi mengidap demam tinggi yang merupakan salah satu penyakit serius.

Penyakit pada Bayi yang Membutuhkan Penanganan Segera

Ada beberapa penyakit yang bisa menjadi penyakit serius dijangkit bayi anda dan hal ini harus anda waspadai. Berikut penyakit serius yang bisa menjangkit bayi anda:

1. Meningitis

Peradangan selaput otak yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri atau mikroorganisme lainnya yang merusak selaput otak. Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa bayi anda. Tanda penyakit ini diantaranya sering sakit kepala, leher sering tearasa kaku dan pegal, sering muntah dan tidak bisa melihat cahaya terang. Dan tanda penyakit meningitis yang serius yang paling umum terjadi adalah adanya ruam merah yang jika ditekan ruam merah itu tidak akan hilang.

2. Kejang (Step)

Step atau kejang dapat terjadi karena adanya aktifitas listrik yang berlangsung sangat cepat dan tidak terkoordinasi pada otak. Hal ini bisa terjadi pada bayi anda yang menyebabkan bayi anda menjadi kaku, menyentaknya lengan dan kaki, mata melihat keatas, gigi menggigit lidah (jika sudah punya gigi) dan kehilangan kesadaran. Biasanya step dan kejang ini terjadi jika bayi mengalami demam dengan suhu badan sangat tinggi. Jika bayi anda mengalami kejang dan berlangsung lama dengan diiringi sesak napas maka segeralah membawanya ke fasilitas kesehatan darurat setempat untuk mendapatkan pertolongan dan pengobatan segera.

3. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi ini dapat terjadi pada bayi anda dengan tanda dan gejala yang sangat mengganggu dan menyebabkan bayi anda menjadi rewel dan sering menangis ketika ia ingin buang air kecil. Tanda penyakit ini menjangkit anak anda adalah terdapatnya darah di urin, urin berwarna merah jambu atau merah atau coklat dan bayi anda mengalami demam, serta selalu tidak merasa nyaman pada bagian perut bawah. Penyakit ini sangatlah serius karena jika tidak segera diobati dapat menyebabkan infeksi ginjal. Jika bayi anda mengalami hal di atas segeralah berobat kedokter untuk dilakukan pengetesan di urin mereka dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

4. Pneumonia

Penyakit infeksi paru-paru ini dapat disebabkan oleh virus atau bakteri yang mana bisa menyebabkan bayi anda mengalami demam tinggi, sulit bernapas dan selalu rewel karena merasakan sakit di dada mereka. Jika anda mengalami hal-hal di atas terjadi pada bayi anda segeralah pergi kedokter untuk mendapatkan pertolongan dan pengobatan secepatnya karena penyakit ini sangat berbahaya dan harus ditangani dengan segera.

5. Asma

Penyakit serius yang bisa menyerang siapa saja termasuk bayi anda. Jika anda mendengar bahwa napas bayi anda berbunyi (mengi) dan juga terlihat sulit untuk bernapas apalagi jika anda melihat kulit disekitar wajah membiru. Maka segeralah anda berobat kedokter untuk segera mendapatkan pengobatan. 

6. Anafilaksis

Reaksi alergi berat dan parah yang dapat mengancam jiwa bayi anda. Alergi yang berat sehingga terjadi anafilaksis membutuhkan pengobatan dan penganganan segera dari tim medis karena dapat menimbulkan kematian. Banyak hal yang bisa menyebabkan bayi anda alergi, diantaranya adalah alergi makanan tertentu, debu, bulu binatang, serbuk sari dari tumbuhan, dan obat-obatan penghilang rasa sakit serta pemberian antibiotik pada bayi. Tanda bayi anda mengalami anafilaksis diantaranya timbulnya bercak merah hampir diseruruh kujur tubuhnya, terjadi pembengkakan dikulit, sulit bernapas hingga hilang kesadaran.

Itulah 6 penyakit serius yang harus anda ketahui dan perhatikan yang bisa saja terjadi pada bayi anda. Semoga kita dan bayi serta anak-anak kita terhindar dari penyakit-penyakit serius yang membutuhkan penanganan dan pengobatan segera ini.
Share:

Masalah Makan: Alergi Makanan Pada Bayi

Apa itu alergi makanan?

Alergi makanan adalah suatu reaksi berlebihan pada sistem kekebalan tubuh terhadap protein dari makanan tertentu yang dikonsumsi. Reaksi alergi dapat terjadi pada bayi karena adanya reaksi dari antibodi bayi untuk melepaskan zat lain yang mendorong terjadinya reaksi ini. Kasus terjadinya alergi pada bayi tidak lepas dari faktor genetik, dalam artian alergi dapat bersifat turunan. Walaupun bisa jadi hal ini terjadi karena kemampuan ketahanan tubuh yang berbeda-beda, semisal pemberian antibiotik pada bayi yang mana tidak semua orang dan bayi akan mengalami reaksi alergi.

Jika bayi anda mengalami alergi yang diakibatkan oleh makanan yang ia makan, maka biasanya gejala alergi akan muncul dalam beberapa menit setelah ia makan dan dapat semakin memburuk dalam beberapa jam, jika jumlah penyebab alerginya sedikit (lemah) kejadian ini hanya akan berlangsung beberapa jam saja dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun berbeda halnya jika penyebab alergi ini jumlahnya banyak dan tergolong kuat maka gejala, reaksi dan proses penyembuhannya bisa dalam hitungan hari yang tentu akan mengganggu aktifitas mereka. Jika hal ini terjadi pada bayi anda, sebaiknya anda segera membawanya kedokter untuk diperiksa dan dilakukan pengetesan alergi serta mendapatkan pengobatan lanjutan.

Gejala alergi yang muncul adalah:

1. Gatal di kulit, rasa gatal bisa muncul di semua anggota tubuh. Biasanya yang paling pertama dirasakan didaerah kulit kepala dan wajah. Perhatikan, jika bayi anda menggosok-gosokkan tangannya ke kepala dan wajah serta terlihat tidak tenang, bisa jadi mereka mengalami alergi.

2. Bercak merah, bercak ini ini rasanya sangat gatal dan bisa terdapat pada seluruh tubuh tergantung pada kuat atau lemahnya alergi yang dialami bayi anda.

3. Pembengkakan, bengkak bisa terjadi pada daerah tertentu di tubuh bayi anda, rata-rata dan paling banyak terjadi pembengkakan terjadi didaerah wajah.

4. Masalah pencernaan, masalah ini meliputi adanya ketidaktenangan pada bayi, bisa berupa rewel ataupun menangis karena bayi merasakan sakit perut atau kolik. Biasanya juga diikuti oleh muntah atau terjadi diare.

makanan penyebab bayi alergi

Berbahayakah alergi makanan pada bayi?

Reaksi alergi makanan yang terjadi ada dua:

1. Reaksi alergi ringan
Reaksi ini ini paling banyak terjadi pada bayi, biasanya hanya akan berlangsung dalam hitungan jam (1-3 jam) dan akan sembuh dengan sendirinya serta tidak terlalu mengganggu aktifitas bayi anda. Pengobatannya terjadi secara alami, anda hanya perlu memberikannya asi.

2. Reaksi alergi berat
Walaupun jarang terjadi pada bayi, namun reaksi alergi berat tetap bisa terjadi pada bayi anda. Gejala yang terjadi adalah adanya bercak merah dihampir seluruh badan bayi anda dengan diikuti pembengkakan di daerah wajah, bibir dan lidah dan dapat juga menyebabkan sesak nafas. Reaksi ini disebut juga reaksi anafilaksis yang bisa mengancam jiwa bayi anda. Jika hal ini terjadi segeralah bawa bayi anda ke fasilitas kesehatan setempat atau dokter kulit dan THT (telinga, hidung tenggorokan) agar mendapatkan pengobatan yang tepat.

Alergi makanan yang terjadi pada bayi biasanya dimulai pada saat mereka memulai makan-makanan selain asi, walaupun ada juga kasus bayi yang alergi ringan terhadap asi.

Makanan apa yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada bayi? 

Makanan apapun dapat menyebabkan alergi, tetapi penyebab alergi yang paling umum terjadi dan menyerang bayi dan anak-anak adalah:

1. Telur.
2. Susu sapi.
3. Kacang-kacangan.
4. Gandum.
5. Kedelai.
6. Ikan (kebanyakan ikat laut)
7. Kerang (termasuk lobster, udang dan kepiting)

Apa faktor yang dapat menyebabkan resiko alergi makanan pada bayi tinggi?

Ketika orang tua mereka (anda) atau keluarga besar mereka (seperti paman, bibi dan kakek) memiliki riwayat penyakit asma, demam tinggi dan alergi makanan maka ada kemungkinan bayi anda juga memiliki gen pencetus alergi makanan pada tubuhnya. Faktor-faktor yang memiliki resiko tinggi sebagai penyebab bayi anda alergi meliputi:

1. Memiliki saudara kandung atau anggota keluarga yang alergi pada kacang-kacangan, ikan atau makanan lainnya yang menyebabkan alergi.
2. Sering mengalami gatal atau eksim meskipun sudah diobati.
3. Memiliki riwayat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi.
4. Mendapatkan diagnosis atau hasil tes positif makanan tertentu.

Faktor di atas bisa saja bertambah semisal: Dulu waktu saya kecil udang adalah makanan favorit saya, hingga pada umur 10 tahun saya merasakan gatal yang tak tertahan setiap kali memakan udang.  Saat ini dokter menyarankan saya untuk menjauhi makan udang. Dan ternyata bukan hanya udang saja, hampir semua seafood (makanan laut) saat ini tidak bisa saya konsumsi karena pasti akan terjadi reaksi alergi.

Bisakah resiko bayi terkena alergi makanan dikurangi? 

Mungkin saja bisa. Dahulu selama 3 tahun saya menjalani terapi (imunisasi vaksin alergi) hampir setiap minggu saya mendapatkan suntikan vaksin itu dan hasilnya saya bisa makan makanan laut walau jumlahnya sedikit. Namun saat saya berhenti melakukan vaksinisasi reaksi alergi itu muncul lagi bahkan sampai harus mendapatkan perawatan dokter hampir 1 minggu karena terjadi anafilaksis.

Namun, hal itu terjadi pada saya, dan tentunya setiap orang berbeda-beda. Dan sayapun berharap anak saya (Azzahra Rizhan Khainuna) yang menjadi nama blog ini tidak mengalami kejadian alergi dan tidak mendapatkan gen alergi dari gen saya. Saat ini anak saya berusia 4 bulan dan akan memulai mencoba makan makanan selain asi saat berusia 6 bulan. Semoga tidak terjadi alergi pada setiap makanan.

Jangan takut memberi makanan baru pada bayi anda, cobalah terlebih dahulu dalam jumlah yang sedikit. Jika makanan yang sedikit itu tidak menimbulkan alergi, maka ada kemungkinan bayi anda tidak alergi pada makanan itu.

Memperkenalkan makanan yang beresiko menyebabkan alergi seperti telur, udang dan lainnya saat usia bayi anda menginjak umur 1 tahun dapat mengurangi resiko bayi terkena alergi makanan itu pada saat dewasa. Tetapi tentu anda harus memperhatikan setiap perubahan yang terjadi saat bayi anda makan dan setelahnya. Jika tanda-tanda reaksi alergi terjadi pada bayi anda, segeralah memberinya asi (air susu ibu) yang dimana asi juga berfungsi untuk membantu bayi mendapatkan pengobatan alami dari reaksi alergi. Asi dapat menetralkan obat-obatan kimia yang dikonsumsi juga tentunya bisa menambah sistem antibodi bayi dan dapat membantu menghilangkan alergen (penyebab alergi) pada bayi.

(Catatan penting: Jangan memberi bayi anda makanan seperti madu dan susu sapi kecuali olahannya seperti keju dan yogurt saat mereka berusia 0-1 tahun. Anda juga bisa memberinya lakto-B untuk membantu pencernaan bayi anda. Makanan yang dikonsumsi bayi anda dapat mempengaruhi kesehatan bayi anda)
Share: